Oleh: Mashudi|Saromben.com
“Membaca, melihat, merenung, dan diam dengan begitu, tidak ada yang tahu bahwa diamku bekerja.”
Kata-kata ini terdengar sederhana, tetapi sesungguhnya menyimpan kekuatan besar yang sering diabaikan. Dalam dunia yang semakin bising oleh opini, komentar, dan unggahan tanpa jeda, diam sering disalahartikan sebagai pasif, lemah, atau tidak peduli. Padahal, diam bisa menjadi proses kerja batin yang paling intens.
Diam memberi ruang bagi pikiran untuk mencerna. Membaca memperkaya pengetahuan, melihat memperluas perspektif, merenung menajamkan makna, dan diam mengendapkan semuanya menjadi kebijaksanaan. Di saat orang sibuk berdebat atau memamerkan pendapat, orang yang diam sering kali sedang membangun kekuatan argumentasi dan pemahaman, tanpa harus mengumumkannya pada dunia.
Dalam diam, kita belajar bahwa tidak semua proses harus terlihat. Biji yang tumbuh di dalam tanah pun bekerja tanpa suara. Begitu pula manusia; tak perlu selalu menunjuk-nunjukkan prosesnya, cukup biarkan hasilnya yang berbicara.
Mungkin justru di era sekarang, kemampuan untuk diam yang bekerja adalah salah satu keterampilan yang paling berharga. Karena mereka yang bisa membaca, melihat, merenung, lalu diam dengan sadar bukan karena takut, melainkan karena memilih biasanya adalah orang yang siap berbicara tepat pada waktunya, dengan kata-kata yang paling bermakna.