Situbondo, Jatim ~ Warga Dusun Tambak Ukir, Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, kembali diresahkan oleh persoalan lingkungan yang tak kunjung tuntas. Sejak awal November 2025, limbah air rumah tangga terus meluber dan menggenangi jalan umum di kawasan permukiman warga.
Genangan air berwarna keruh itu diduga kuat berasal dari buangan air bekas cucian dan limpasan air hujan yang tidak memiliki saluran pembuangan memadai. Air tersebut mengalir langsung ke jalan hingga menimbulkan kondisi becek, bau menyengat, serta berpotensi mengancam kesehatan lingkungan.
Limbah Tak Terkendali, Warga Merugi
Akibat luapan limbah tersebut, aktivitas warga terganggu. Jalan desa menjadi licin dan sulit dilalui, terutama bagi warga yang berjalan kaki.
Seorang warga yang enggan disebut namanya mengaku kondisi itu sudah berlangsung lama dan selalu berulang setiap musim hujan.
“Kami sudah sering melapor. Jalan di depan rumah jadi becek, baunya nggak tertahankan. Tapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata dari pihak desa,” ujarnya dengan nada kesal.
Selain bau tak sedap, warga juga khawatir genangan limbah dapat memicu penyakit kulit dan gangguan pernapasan, terutama bagi anak-anak yang kerap bermain di sekitar lokasi.

Upaya Warga Menemui Jalan Buntu
Warga mengaku telah menempuh jalur musyawarah dengan pihak yang diduga menjadi penyebab pembuangan limbah sembarangan. Namun, kesepakatan yang pernah dibuat tidak berjalan efektif.
“Sudah pernah dimusyawarahkan baik-baik, tapi tidak ada perubahan. Malah dibiarkan begitu saja,” keluh warga lainnya.
Laporan dan keluhan juga telah disampaikan kepada Pemerintah Desa Tambak Ukir, baik melalui grup pesan maupun dalam pertemuan warga. Mereka berharap Kepala Desa ZH turun tangan menengahi persoalan ini dan menegakkan aturan lingkungan. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda penanganan nyata di lapangan.

Kades Diduga Tutup Mata
Beberapa warga menduga Kepala Desa ZH tidak menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan persoalan lingkungan tersebut.
“Kami merasa kades seperti tutup mata. Sudah berulang kali dilaporkan, tapi tidak ada tindakan nyata. Padahal ini menyangkut kenyamanan dan kesehatan warga,” ujar seorang warga.
Warga berharap pemerintah desa tidak mengabaikan masalah yang telah berlangsung bertahun-tahun. Sikap diam aparat desa dinilai hanya akan memperburuk hubungan antarwarga dan menimbulkan keresahan sosial.

Keluhan Tambahan: Air Hujan Mengalir ke Rumah Tetangga
Selain persoalan limbah, warga juga mengeluhkan masalah lain yang memperburuk situasi. Salah satu warga menuturkan bahwa atap rumah milik tetangganya tidak dipasangi talang, sehingga air hujan mengalir langsung ke atap rumahnya.
“Atap genting orang itu tidak dipasangi talang. Air hujan dibiarkan mengalir ke atap rumah saya, jadi rumah saya tidak mampu menampung aliran air. Akibatnya, atap rumah saya sering bocor,” ungkapnya.
Kondisi ini membuat sebagian warga harus menanggung kerusakan tambahan selain gangguan akibat limbah rumah tangga yang meluap.

Desakan Warga: Segera Bertindak Tegas
Warga mendesak Kepala Desa ZH untuk segera mengambil langkah konkret, seperti memperbaiki saluran air, menertibkan pembuangan limbah rumah tangga, serta menindak warga yang membuang limbah sembarangan.
“Kami ingin desa ini bersih dan sehat. Jangan tunggu ada penyakit atau keributan baru mau turun tangan,” tegas salah satu warga.
Mereka juga berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Situbondo turun tangan untuk memantau kondisi di lapangan dan memberikan solusi teknis terkait pengelolaan limbah domestik di tingkat desa.

Potret Masalah Klasik di Pedesaan
Persoalan pembuangan limbah rumah tangga tanpa saluran resmi memang menjadi masalah klasik di banyak desa di Situbondo. Minimnya kesadaran warga, ditambah lemahnya pengawasan pemerintah desa, sering kali berujung pada konflik horizontal antarwarga.
Pengamat lingkungan asal Situbondo, Misyono, menilai kasus di Tambak Ukir mencerminkan lemahnya sistem pengawasan lingkungan di tingkat akar rumput.
“Kalau dibiarkan, ini bisa jadi preseden buruk. Pemerintah desa harus segera memediasi dan mencarikan solusi agar tak terulang tiap tahun,” ujarnya.
Penutup
Kasus limbah dan aliran air hujan di Dusun Tambak Ukir kini menjadi perhatian serius warga. Mereka berharap pemerintah desa segera turun tangan dan tidak menunggu masalah semakin meluas.
Kepedulian terhadap kebersihan lingkungan, kata warga, merupakan tanggung jawab bersama. Namun, peran pemerintah desa tetap krusial sebagai pengambil keputusan dan penegak aturan.
Selama tindakan nyata belum terlihat, air limbah dan aliran hujan tanpa talang itu akan tetap menjadi “teror” bagi warga Tambak Ukir
https://Saromben.com













