Oleh: Azis Chemoth|Saromben.com
Cinta kadang datang tanpa rencana, tanpa alasan yang bisa dijelaskan. Ia tumbuh di ruang yang sederhana, dari obrolan ringan, tawa yang mengalir, hingga kebersamaan yang tak pernah terasa membebani. Dari situlah aku mulai menyadari, ada rasa yang berbeda tumbuh kepadamu, sahabatku.
Namun, aku juga paham, perasaan ini lahir di tempat yang salah. Kau sudah memiliki ruang hati yang bukan lagi kosong, ada nama lain yang lebih dulu kau pilih untuk kau sebut sebagai cinta. Aku tidak berhak mengusiknya, apalagi berharap menjadi pengganti.
Maka biarlah rasa ini tetap tersimpan, menjadi rahasia yang hanya aku dan Tuhanku yang tahu. Aku tidak ingin persahabatan kita ternodai oleh pengakuan yang hanya akan membawa canggung. Aku memilih untuk tetap ada di sisimu sebagai sahabat, meski hatiku menginginkan lebih.
“Aku cukup mencintaimu dalam diam, wahai sahabatku.” Kalimat itu selalu berputar di kepalaku. Ia bukan tanda kelemahan, melainkan pilihan untuk menjaga. Dengan diam, aku bisa tetap dekat denganmu tanpa harus melukai siapa pun.
Cinta dalam diam ini mengajarkan arti pengorbanan. Ia menuntunku memahami bahwa cinta sejati tidak selalu identik dengan memiliki. Kadang, cinta yang tulus justru hadir dalam bentuk doa – doa agar kau selalu bahagia, meski bukan bersamaku.
Aku belajar menerima bahwa kebahagiaanmu tak harus melibatkan aku. Bagiku, cukup melihat senyummu, cukup mendengar tawamu, sudah menjadi hadiah yang tak ternilai. Itulah bahagiaku sebagai sahabat, meski hatiku menyimpan rasa yang lebih dalam.
Diam ini mungkin menyakitkan, tetapi ia juga memuliakan. Karena melalui diam, aku bisa tetap menjaga persahabatan, menjaga diriku, sekaligus menjaga hatimu dari luka yang tak perlu. Diam menjadi caraku mencintaimu tanpa merusak apa yang sudah kau bangun.
Dan jika kelak waktu menjauhkan kita, aku akan tetap membawa rasa ini sebagai kenangan. Sebuah kisah cinta yang tak pernah terucapkan, tetapi tetap indah dalam kesunyian. Sebab mencintaimu dalam diam, wahai sahabatku, adalah cara terbaikku untuk tetap setia, tanpa harus melukai siapa pun.