Desa Besuk Gelar Karnaval Meriah Peringati HUT RI ke-80
Semangat Nasionalisme Warga Desa Besuk Menggema di Hari Kemerdekaan
Lumajang – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80, Pemerintah Desa Besuk, Kecamatan Tempeh Tengah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sukses menggelar karnaval meriah yang berlangsung di Dusun Wonorejo, Sabtu (18/10/2025).
Acara ini menjadi magnet tersendiri bagi warga sekitar. Jalanan desa penuh warna oleh kostum kreatif, iringan musik drumband, dan semangat merah putih yang menggetarkan hati. Kemeriahan tersebut menegaskan bahwa semangat kemerdekaan masih hidup dan berdenyut kuat di hati masyarakat pedesaan.
Dukungan Penuh Pemerintah dan Tokoh Masyarakat
Kegiatan karnaval ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, antara lain Kepala Desa Besuk Supadno, anggota Fraksi Partai Golkar dari Komisi C DPRD Lumajang, Camat Tempeh Tengah, Bhabinkamtibmas, perwakilan Koramil, serta seluruh panitia pelaksana.
Sebelum acara dimulai, seluruh peserta dan undangan berdiri tegak menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, dilanjutkan dengan pelepasan peserta karnaval secara resmi oleh Kepala Desa Supadno.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia, peserta, dan warga yang telah berpartisipasi. Semangat masyarakat dalam memeriahkan HUT RI ini luar biasa,” ujar Supadno.
Drumband SDN 02 Besuk Buka Aksi Karnaval
Suasana Desa Besuk benar-benar hidup ketika drumband dari SDN 02 Besuk tampil membuka karnaval. Anak-anak berpakaian seragam merah putih dengan langkah tegap dan semangat yang membara.
Penampilan mereka disambut tepuk tangan meriah dari warga yang tumpah ruah di sepanjang jalan Dusun Wonorejo. Tidak hanya warga Besuk, tetapi juga masyarakat dari desa tetangga turut hadir untuk menyaksikan kemeriahan tahunan ini.
Kreativitas Peserta Warnai Panggung Jalanan
Selain drumband, karnaval juga diikuti oleh 13 kelompok peserta dari berbagai kalangan ~ mulai dari SD, SMA, hingga kategori umum. Mereka menampilkan aneka tarian tradisional, busana adat, hingga kostum bertema perjuangan kemerdekaan.
Pemandangan menarik terlihat ketika sekelompok warga menampilkan atraksi teatrikal perjuangan rakyat melawan penjajah. Adegan tersebut menggugah emosi penonton, mengingatkan kembali bahwa kemerdekaan diraih dengan darah dan air mata.
BACA JUGA:
Pemuda Tempeh Tengah Gelar Lomba Panjat Pinang di Tengah Sawah, Warga Antusias Sambut HUT RI ke-80
BACA JUGA:
Festival Lajengan Lomok 2025, Wujud Kebersamaan Budaya dan Kreativitas Warga Situbond
Ajang Mempererat Kebersamaan dan Gotong Royong
Dalam sambutannya, Kepala Desa Supadno menekankan pentingnya kegiatan seperti karnaval sebagai wadah mempererat kebersamaan antarwarga, sekaligus menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air.
“Harapan kami ke depan, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan setiap tahun, sebagai bentuk kebanggaan dan cinta terhadap tanah air,” pungkasnya.
Gotong royong warga terlihat nyata dalam persiapan acara. Mulai dari pemasangan umbul-umbul, persiapan kostum, hingga kebersihan lokasi acara, semuanya dilakukan dengan sukarela. Inilah yang menjadi kekuatan sosial masyarakat pedesaan: kebersamaan yang lahir dari hati.
Antusiasme Warga Tak Surut Meski Cuaca Panas
Meskipun matahari Lumajang bersinar terik, semangat peserta tidak luntur sedikit pun. Anak-anak, remaja, hingga orang tua tetap tampil energik. Penonton juga rela berdiri berjam-jam demi menyaksikan setiap penampilan.
Beberapa warga bahkan mempersiapkan stand jajanan tradisional, menjual es dawet, gorengan, dan pernak-pernik merah putih. Suasana terasa seperti pasar rakyat yang penuh tawa dan keceriaan.
Karnaval Sebagai Media Edukasi Budaya
Karnaval ini bukan sekadar hiburan. Ia menjadi media edukasi budaya bagi generasi muda tentang sejarah perjuangan bangsa. Melalui simbol-simbol visual seperti pakaian pahlawan, replika bambu runcing, hingga lagu perjuangan, anak-anak belajar bahwa kemerdekaan bukan hadiah, tetapi hasil perjuangan panjang.
Beberapa sekolah bahkan menampilkan tema “Generasi Emas Indonesia 2045”, menggambarkan harapan agar anak-anak Desa Besuk menjadi bagian dari masa depan bangsa yang lebih cerah.
Gotong Royong: Nilai Luhur yang Terus Dihidupkan
Tidak dapat dipungkiri, keberhasilan karnaval ini adalah hasil kerja sama semua pihak. Pemerintah desa, panitia, karang taruna, guru, dan masyarakat umum bahu membahu menyukseskan acara ini.
Desa Besuk memang dikenal memiliki tradisi gotong royong kuat. Setiap kegiatan masyarakat, mulai dari pembangunan jalan, hajatan, hingga acara kemerdekaan, selalu melibatkan seluruh elemen warga.
BACA JUGA:
Gotong Royong Warga Besuk Dalam Membangun Infrastruktur Desa
Pemberdayaan Ekonomi Lewat Kegiatan Budaya
Selain memperkuat rasa nasionalisme, acara karnaval ini juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat. Banyak pedagang kaki lima, UMKM lokal, dan pelaku usaha kecil yang mendapat keuntungan selama acara berlangsung.
Warung kopi, toko baju, hingga jasa rias kostum panen rezeki. Inilah contoh konkret bagaimana budaya dan ekonomi bisa berjalan beriringan, menciptakan ekosistem sosial yang berdaya dan berkelanjutan.
Peran Media Lokal dalam Mempublikasikan Semangat Desa
Media seperti Saromben.com memiliki peran penting dalam menyebarkan semangat positif dari kegiatan masyarakat desa. Melalui pemberitaan yang inspiratif, publik bisa melihat bahwa nilai kebangsaan tidak hanya tumbuh di kota, tetapi juga di pelosok desa.
Informasi seperti ini penting untuk meningkatkan citra daerah, memperluas jaringan wisata budaya, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintahan desa yang aktif membangun kebersamaan.
Refleksi dari Masyarakat: “Kemerdekaan Itu Dirayakan Bersama”
Beberapa warga yang hadir mengungkapkan rasa bangganya terhadap penyelenggaraan karnaval tahun ini.
Salah satu warga, Siti Marwati (43), mengatakan bahwa acara seperti ini membuat anak-anak lebih mengenal perjuangan bangsa.
“Anak-anak jadi tahu arti kemerdekaan, bukan hanya lewat buku, tapi juga lewat kegiatan nyata seperti ini,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Teguh (29), warga setempat yang ikut sebagai panitia lapangan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa masyarakat desa pun bisa membuat acara besar dengan semangat dan kerja sama,” katanya sambil tersenyum.
Rencana Tahun Depan: Lebih Besar dan Lebih Meriah
Pemerintah Desa Besuk berencana menjadikan karnaval ini sebagai agenda tahunan resmi desa, bahkan kemungkinan digelar dengan skala lebih besar. Rencana tersebut disambut positif oleh masyarakat.
Panitia juga berencana menambahkan lomba-lomba budaya seperti parade sepeda hias, fashion show kostum daur ulang, dan festival kuliner tradisional Besuk, agar acara semakin berwarna dan menarik wisatawan.
Karnaval Sebagai Indikator Kualitas Sosial Desa
Dari sudut pandang pembangunan sosial, kegiatan seperti karnaval HUT RI ini bisa menjadi indikator tingginya modal sosial masyarakat. Ketika partisipasi warga tinggi, komunikasi antarwarga lancar, dan gotong royong tumbuh, maka desa tersebut cenderung lebih maju dan harmonis.
Menurut berbagai studi pembangunan, desa dengan tingkat partisipasi sosial tinggi juga memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap perubahan zaman dan kebijakan pemerintah.
Merdeka Itu Hidup dalam Hati Warga
Karnaval Desa Besuk bukan sekadar pawai kostum atau hiburan tahunan. Ia adalah perayaan jiwa bangsa, manifestasi cinta tanah air, dan wujud nyata semangat gotong royong.
Di tengah hiruk-pikuk modernisasi, kegiatan seperti ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya dirayakan setiap Agustus, tetapi dihidupkan dalam perilaku sehari-hari.