Allulosa: Gula Alternatif Sehat untuk Diet dan Diabetes

Saromben
Allulosa
Allulosa: Gula Alternatif Sehat untuk Diet dan Diabetes (saromben.com)

Selama ini, gula pasir sering dianggap sebagai penyebab utama lonjakan gula darah dan penumpukan lemak di perut. Untuk mengatasinya, banyak orang beralih ke pemanis alami seperti stevia. Namun, menurut dokter spesialis jantung asal India, Dr. Alok Chopra, ada alternatif yang lebih baik: allulosa.

Berbeda dengan stevia yang kerap meninggalkan rasa pahit di mulut, allulosa memiliki rasa yang sangat mirip dengan gula asli namun tanpa efek negatif yang biasanya dikaitkan dengan gula putih. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai apa itu allulosa, dari mana asalnya, manfaatnya bagi kesehatan, serta potensi efek sampingnya.

Apa Itu Allulosa?

Allulosa adalah gula alami yang jarang ditemukan di alam, tetapi bisa dijumpai dalam jumlah kecil pada buah-buahan seperti buah ara, kismis, dan gandum, juga pada molase. Karena ketersediaannya sangat terbatas secara alami, allulosa kini diproduksi secara komersial sebagai pemanis alternatif.

Mulai populer pada awal 2010-an, allulosa kini digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman sebagai pemanis rendah kalori yang aman untuk penderita diabetes maupun orang yang sedang menjalani diet.

Karakteristik Unik Allulosa

Ada beberapa hal yang membuat allulosa menarik dibanding pemanis lainnya:

  • Rasa mirip gula asli: Tidak seperti stevia atau pemanis sintetis lainnya, allulosa tidak meninggalkan rasa pahit atau aftertaste.

  • Kalori rendah: Allulosa hanya mengandung sekitar 0,2 kalori per gram, jauh lebih rendah dibanding gula biasa yang memiliki sekitar 4 kalori per gram.

  • Tidak memengaruhi kadar gula darah: Allulosa diserap di usus halus tetapi tidak dimetabolisme sebagai energi oleh tubuh. Zat ini langsung dikeluarkan melalui urin, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah.

Apa Kata Ahli?

Ahli gizi asal Cleveland Clinic, Anthony DiMarino, menjelaskan bahwa allulosa secara struktur kimia mirip dengan fruktosa, jenis gula alami yang biasa ditemukan dalam buah-buahan. Menurutnya:

“Allulosa memiliki tingkat kemanisan sekitar 70% dari gula. Setelah diserap oleh usus halus, zat ini tidak digunakan oleh tubuh sebagai energi, sehingga hanya memberikan kontribusi kalori yang sangat minim.”

Hal inilah yang menjadikan allulosa sebagai pilihan menarik untuk penderita diabetes tipe 2 atau orang yang sedang menerapkan gaya hidup rendah kalori.

Baca Juga:
Pentingnya Hidrasi, Bagaimana Air Mempengaruhi Performa Olahraga Anda

Sudah Disetujui Secara Global

Allulosa telah mendapat persetujuan dari FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat sebagai bahan yang aman dikonsumsi. Beberapa negara lain seperti Jepang, Meksiko, Singapura, dan Korea Selatan juga telah mengizinkan penggunaan allulosa dalam produk makanan.

Meski tergolong baru di banyak negara, allulosa perlahan mulai dikenal luas sebagai pemanis alternatif yang lebih ramah metabolisme dan tidak mengganggu kestabilan kadar gula darah.

Manfaat Allulosa bagi Kesehatan

Penggunaan allulosa dalam keseharian bukan hanya sekadar pengganti gula biasa. Berikut ini beberapa manfaat kesehatan yang bisa Anda dapatkan:

1. Aman untuk Penderita Diabetes

Karena tidak meningkatkan kadar gula darah, allulosa sangat direkomendasikan untuk penderita diabetes. Berbeda dengan sukrosa atau bahkan beberapa pemanis buatan, allulosa tidak memicu insulin, sehingga membantu menjaga kestabilan glukosa dalam tubuh.

2. Mendukung Program Diet

Dengan kalori yang jauh lebih rendah, allulosa membantu mengurangi total asupan kalori harian tanpa mengorbankan rasa manis pada makanan. Ini sangat membantu bagi mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan.

3. Tidak Merusak Gigi

Seperti xylitol dan erythritol, allulosa tidak mendukung pertumbuhan bakteri di mulut yang menyebabkan gigi berlubang. Hal ini menjadikan allulosa lebih aman untuk kesehatan mulut.

4. Tidak Menimbulkan Rasa Pahit

Rasa pahit atau aneh pada beberapa pemanis seperti stevia atau aspartam sering membuat konsumen enggan. Dengan allulosa, rasa manisnya lebih alami dan mendekati gula tebu, tanpa meninggalkan rasa aneh di lidah.

Efek Samping yang Perlu Diwaspadai

Meski tergolong aman, allulosa tetap bisa menimbulkan efek samping, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Beberapa efek yang dilaporkan antara lain:

  • Perut kembung

  • Gas berlebih

  • Mual

  • Sakit perut ringan

Baca Juga:
Manfaat dan Risiko Jalan Kaki Setelah Makan Besar

Efek ini umumnya terjadi pada individu yang sensitif terhadap gula alkohol atau yang mengonsumsi dalam jumlah besar secara tiba-tiba. Untuk itu, sebaiknya konsumsi allulosa secara bertahap agar tubuh bisa beradaptasi.

Tips Menggunakan Allulosa dalam Pola Makan

Jika Anda tertarik mencoba allulosa sebagai bagian dari pola makan sehari-hari, berikut tips sederhana untuk memulainya:

  1. Gunakan sebagai pemanis minuman: Tambahkan allulosa ke kopi, teh, atau smoothie sebagai pengganti gula biasa.

  2. Campurkan dalam makanan panggang: Karena tahan panas, allulosa bisa digunakan dalam memanggang kue atau roti rendah kalori.

  3. Baca label dengan teliti: Beberapa produk sudah menambahkan allulosa, terutama makanan diet atau bebas gula.

  4. Konsultasikan dengan ahli gizi: Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu sebelum menjadikan allulosa sebagai pemanis utama.

Kesimpulan

Allulosa hadir sebagai alternatif pemanis yang lebih sehat dibandingkan gula pasir maupun beberapa pemanis lainnya seperti stevia. Dengan rasa yang mirip gula, kalori rendah, serta dampak minimal terhadap kadar gula darah, allulosa memberikan banyak manfaat terutama bagi penderita diabetes dan mereka yang sedang menjalani diet.

Namun, seperti semua hal dalam pola makan, konsumsi allulosa tetap perlu dibatasi. Meskipun aman, konsumsi berlebihan bisa memicu gangguan pencernaan ringan. Untuk hasil terbaik, gunakan allulosa secara seimbang dan utamakan pola makan yang menyeluruh, bukan hanya sekadar mengganti gula.

Allulosa mungkin belum sepopuler pemanis lain, tapi potensinya besar untuk menjadi pilihan cerdas di era di mana masyarakat makin sadar akan pentingnya hidup sehat.