Ratu Kidul dalam Pandangan Masyarakat Bali: Antara Mitologi dan Niskala

Redaksi

Saromben.com – Sosok Ratu Kidul atau yang dikenal juga sebagai Nyai Roro Kidul merupakan figur mistis yang sangat dihormati dalam budaya spiritual masyarakat Jawa, terutama sebagai penguasa Laut Selatan. Namun, bagaimana masyarakat Bali memandang sosok sakral ini?

Di tengah kuatnya tradisi Hindu Bali yang berpusat pada pemujaan Trimurti dan roh leluhur, Ratu Kidul tidak menjadi objek utama dalam ritual-ritual keagamaan. Meski demikian, namanya tetap dikenal dan dihormati, terutama oleh mereka yang mendalami ilmu niskala (spiritual) dan pelaku tradisi lintas budaya Bali-Jawa.

Menurut I Gusti Putu Wirawan, tokoh spiritual Bali yang ditemui tim Saromben.com dalam perbincangan santai, sosok Ratu Kidul kerap diidentifikasi sebagai energi gaib penjaga laut selatan, meskipun tidak secara langsung disebutkan dalam susunan Dewa Hindu Bali.

“Kami menghormati laut sebagai kekuatan suci. Ada energi wanita penjaga laut yang diyakini, tapi namanya berbeda-beda menurut keyakinan masing-masing. Sebagian mengenalnya sebagai Ratu Segara atau Dewi Laut. Sosok Ratu Kidul kadang disebut, tapi bukan sebagai pusat pemujaan,” ungkapnya.

Dalam upacara Melasti, di mana umat Hindu Bali menuju laut untuk menyucikan diri dan simbol-simbol suci, terlihat bagaimana laut dihormati sebagai perwujudan kesucian dan batas dunia nyata-niskala. Dalam konteks ini, kekuatan penguasa laut seperti Ratu Kidul dimaknai secara simbolik sebagai penjaga alam gaib.

Gambaran Ratu Kidul seringkali muncul dalam bentuk lukisan atau ukiran wanita cantik dengan busana hijau dan mahkota emas, sebagaimana yang terlihat di beberapa pura atau tempat pemujaan spiritual yang memiliki pengaruh budaya Jawa.

Meski tidak masuk dalam struktur resmi kepercayaan Hindu Bali, Ratu Kidul tetap dihormati sebagai simbol kekuatan alam dan penjaga niskala, terutama oleh para pelaku spiritual yang menyelaraskan kekuatan lokal dan lintas budaya.

Baca Juga:
Ramuan Penyubur Rambut ala I Gusti Putu Wirawan: Warisan Leluhur yang Ampuh Atasi Ketombe dan Kerontokan

Fenomena ini menunjukkan bahwa spiritualitas masyarakat Bali tidak tertutup, tetapi justru bersifat inklusif terhadap simbol-simbol mistis yang berakar pada nilai keselarasan, kesucian, dan penghormatan terhadap alam.

Penulis: Azis Chemoth