Pokir, Berkah atau Malapetaka? Azis Chemoth Angkat Suara

Redaksi

Pewarta : Randa|Saromben.com

Situbondo – Bagi Azis Chemoth, penyair sekaligus pemerhati sosial asal Situbondo, politik bukan sekadar urusan angka-angka dalam APBD. Ada suara rakyat kecil yang mesti dijaga agar tidak tenggelam. Pandangannya itu ia sampaikan ketika berbincang dengan Ketua LPK Jatim, Misyono, Sabtu (31/8/2025).

Menurut Azis Chemoth, Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) yang digagas DPRD sejatinya merupakan jembatan agar aspirasi rakyat bisa menyeberang menuju ruang kebijakan. “Pokir itu pada dasarnya baik, Mas Misyono. Ia adalah wadah agar suara rakyat benar-benar sampai ke meja kebijakan,” ujarnya dengan nada tenang.

Ia mencontohkan, lewat Pokir, kebutuhan dasar masyarakat di desa-desa hingga dusun kecil yang kadang luput dari perencanaan bisa diakomodasi. “Jalan rusak, sekolah yang butuh rehabilitasi, hingga fasilitas kesehatan sederhana bisa terangkat melalui Pokir. Jadi hakikatnya ia ruang partisipasi rakyat,” katanya.

Namun, di balik fungsi mulia itu, Azis Chemoth mengingatkan ada celah yang bisa berbahaya. Menurutnya, Pokir bisa berubah arah jika dijalankan tanpa integritas. “Kalau disalahgunakan, Pokir bisa jadi pintu masuk korupsi anggaran. Rakyat yang mestinya penerima manfaat malah hanya jadi penonton,” tuturnya serius.

Ia menambahkan, praktik semacam itu seringkali membuat pembangunan tidak lagi berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas, melainkan pada kepentingan segelintir orang. “Anggaran yang seharusnya untuk jalan, sekolah, atau rumah sakit bisa berbelok ke kantong pribadi atau kelompok tertentu. Itu yang harus kita waspadai bersama,” lanjutnya.

Sebagai penyair, Azis Chemoth terbiasa meramu bahasa penuh perenungan. Baginya, Pokir bukan sekadar istilah teknokratis, melainkan ruang ujian bagi amanah dan nurani. “Kalau dijalankan dengan amanah, Pokir akan membawa berkah. Tapi kalau dijalankan dengan nafsu, ia bisa jadi malapetaka,” katanya, menekankan.

Baca Juga:
KH Ahmad Azaim Ibrahimi Akan Hadiri Pengajian Umum Majelis Celleppa Ate di Situbondo

Azis Chemoth berharap para pemangku kepentingan tidak hanya melihat Pokir sebagai kewajiban formal, tetapi juga sebagai ikhtiar moral. “Integritas adalah kuncinya. Tanpa itu, rakyat hanya mendengar janji, bukan merasakan hasilnya,” ujarnya.

Percakapan singkat dengan Azis Chemoth sore itu memberi catatan reflektif: pembangunan bukan sekadar persoalan proyek, melainkan tentang menjaga kepercayaan rakyat agar tidak dirampas oleh kepentingan sempit.