Pasar Makanan Sehat Semakin Tumbuh: Strategi Masuk Segmen Diet Rendah Gula dan Garam tanpa Kompleksitas

Saromben.com
Makanan Sehat
Pasar Makanan Sehat Semakin Tumbuh (saromben.com)

Selama satu dekade terakhir, kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat meningkat secara drastis. Pasar makanan sehat kini berkembang pesat di berbagai lini, dari makanan ringan sehari-hari hingga produk fungsional khusus untuk diet tertentu. Di tahun 2025, data dari berbagai lembaga riset menunjukkan bahwa permintaan terhadap makanan rendah gula dan garam terus melonjak, terutama di kawasan urban. Perubahan gaya hidup, kekhawatiran terhadap penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi, serta pengaruh media sosial telah menciptakan peluang bisnis baru yang sangat menarik.

Namun, banyak pelaku usaha ragu untuk masuk ke segmen ini karena menganggapnya rumit: mulai dari formulasi produk, perizinan BPOM, hingga pemasaran yang berbeda dari produk makanan biasa. Artikel ini akan mengupas bagaimana strategi masuk ke segmen makanan rendah gula dan garam bisa dilakukan secara efisien, bertahap, dan tanpa kompleksitas berlebihan.

Potret Pasar Makanan Sehat di 2025

Laporan Nielsen dan Euromonitor menyebutkan bahwa pasar makanan sehat di Indonesia tumbuh sekitar 10–12% per tahun. Produk-produk yang paling dicari termasuk:

  • Camilan rendah gula

  • Minuman herbal tanpa pemanis buatan

  • Makanan instan rendah sodium

  • Produk nabati dengan klaim “no added salt/sugar”

Fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan menengah atas. Bahkan, kelas menengah bawah mulai menunjukkan minat terhadap produk makanan sehat, terutama yang terjangkau dan tersedia di minimarket lokal.

Segmentasi konsumen terbagi menjadi:

  1. Konsumen sadar kesehatan (health-conscious)
    Umumnya berasal dari usia 25–45 tahun, aktif di media sosial, dan mengikuti tren gaya hidup sehat.

  2. Pasien atau survivor penyakit tertentu
    Membeli karena kebutuhan, bukan sekadar gaya hidup.

  3. Orang tua dan lansia
    Mulai mengurangi asupan gula dan garam atas saran dokter.

Baca Juga:
8 Kebiasaan Sehari-Hari yang Bisa Bikin Berat Badan Naik Diam-Diam!

Dengan permintaan yang semakin tinggi dan pasar yang semakin luas, masuk ke segmen ini bukan hanya pilihan cerdas, tapi langkah strategis jangka panjang.

Mengapa Fokus ke Diet Rendah Gula dan Garam?

Dibanding segmen makanan vegan atau gluten-free, pasar diet rendah gula dan garam lebih inklusif dan luas. Mayoritas orang tahu bahwa mengurangi gula dan garam adalah baik untuk kesehatan. Bahkan tanpa didiagnosis penyakit pun, banyak yang mulai menerapkan prinsip ini sebagai bentuk pencegahan.

Keunggulan Fokus di Segmen Ini:

  • Tidak niche berlebihan – bisa menjangkau semua kalangan

  • Sederhana dari sisi edukasi konsumen

  • Regulasi lebih ringan dibandingkan makanan medis atau suplemen

  • Lebih fleksibel dari sisi branding – bisa masuk ke segmen casual maupun premium

Mitos Kompleksitas dalam Produk Diet

Banyak pengusaha makanan ragu untuk masuk ke pasar ini karena beberapa anggapan berikut:

“Kalau tanpa gula, pasti harus pakai pemanis mahal.”
“Produknya pasti tidak enak.”
“Perlu alat produksi khusus dan mahal.”

Faktanya:

  • Alternatif gula dan garam sudah makin murah dan tersedia. Misalnya, stevia lokal, erythritol, dan potassium chloride.

  • Rasa bisa dikembangkan dengan bumbu alami. Rempah, lemon zest, atau fermentasi adalah teknik lama yang kini kembali populer.

  • Produksi tidak harus berubah total. Anda bisa mulai dengan varian produk baru dari lini yang sudah ada.

Dengan pendekatan minimal viable product (MVP), Anda bisa menguji pasar terlebih dahulu sebelum melakukan investasi besar-besaran.

Strategi Masuk Tanpa Ribet

Berikut pendekatan praktis yang bisa diterapkan pelaku usaha, dari UMKM hingga brand nasional:

a. Mulai dari Varian Baru, Bukan Produk Baru

Misalnya, jika Anda menjual keripik, buat varian “tanpa garam tambahan” atau “no sugar added” dan labeli dengan jelas. Jangan langsung mengubah semua produk.

Baca Juga:
Cara Aman Mengonsumsi Paracetamol agar Terhindar dari Kerusakan Hati

b. Gunakan Klaim Sederhana yang Valid

Alih-alih klaim “menyembuhkan” (yang bisa melanggar regulasi), gunakan kata-kata seperti:

  • “Rendah Gula”

  • “Tanpa Garam Tambahan”

  • “Pilihan Lebih Sehat”

Cek peraturan BPOM dan klaim yang diperbolehkan agar tidak bermasalah.

c. Optimalkan Edukasi di Kemasan

Gunakan desain kemasan yang menyampaikan value tanpa terlalu teknis. Contoh:

“Setiap kemasan mengandung <3% sodium harian.”
“Disarankan untuk diet pradiabetes dan hipertensi ringan.”

d. Pilih Distribusi Bertahap dan Bertarget

Mulai dari komunitas yang sudah terbiasa dengan makanan sehat:

  • Toko bahan organik

  • Klinik atau apotek

  • Marketplace kesehatan

  • Event gaya hidup sehat

e. Kolaborasi dengan Ahli Gizi atau Influencer Kesehatan

Konten dari ahli lebih dipercaya dan bisa menjelaskan manfaat produk Anda tanpa jargon medis yang membingungkan.

Inovasi Produk Rendah Gula dan Garam yang Paling Diminati

Contoh Produk Sukses di Pasaran:

  • Granola tanpa gula rafinasi (manis alami dari kurma atau pisang)

  • Abon nabati rendah sodium

  • Minuman teh herbal dengan stevia lokal

  • Kerupuk singkong panggang tanpa garam

  • Saus sambal dengan sodium rendah

Kunci keberhasilan produk-produk ini adalah: cita rasa tetap menarik, meskipun komposisi lebih sehat.

Kendala Umum dan Cara Mengatasinya

a. Harga bahan baku yang lebih mahal?

Solusi: Mulai dari volume kecil, dan gunakan campuran bahan lokal.

b. Persepsi konsumen: “kalau sehat pasti nggak enak”?

Solusi: Edukasi lewat testimoni nyata dan blind test rasa.

c. Sulit masuk ritel besar?

Solusi: Fokus di direct-to-consumer lewat e-commerce terlebih dahulu.

Tren Masa Depan

Menuju 2026, pasar akan semakin bergeser ke produk yang personalisasi. Contoh:

  • Makanan sehat berdasarkan golongan darah

  • Minuman rendah gula untuk penderita diabetes tipe 2

  • Makanan bayi dengan sodium ultra-rendah

Baca Juga:
7 Manfaat Bersepeda untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Brand yang siap dari sekarang akan menjadi pemimpin di segmen ini.

UMKM yang Berhasil Masuk Segmen Ini

Contoh Nyata: “Sehatea” – Teh Herbal Tanpa Gula Tambahan

Brand lokal ini memulai dari skala rumahan. Dengan menggunakan daun stevia kering dan bunga telang, mereka menghasilkan minuman segar tanpa gula. Awalnya hanya dijual di event yoga lokal, kini tersedia di marketplace besar dan telah menembus apotek waralaba.

Strategi sukses mereka:

  • Fokus pada rasa dan edukasi

  • Konsisten menggunakan bahan alami

  • Aktif berkolaborasi dengan komunitas kesehatan

Kolaborasi dan Teknologi

Anda tidak harus bekerja sendiri. Banyak tools dan layanan yang bisa dimanfaatkan:

  • Platform R&D makanan sehat seperti Nutrifood Tech atau startup formulasi pangan.

  • Konsultan legalitas produk untuk mempercepat perizinan BPOM.

  • Data analytics dari marketplace untuk melihat tren penjualan makanan sehat.

Kolaborasi ini bukan sekadar mempercepat proses, tapi juga membuka wawasan dan jejaring baru.

Peluang Besar di Balik Kesederhanaan Diet Sehat

Masuk ke pasar makanan sehat, khususnya segmen rendah gula dan garam, bukan tentang menciptakan produk rumit atau mahal. Justru, kesederhanaan adalah kekuatannya. Edukasi yang jelas, rasa yang tetap nikmat, dan positioning yang tepat bisa membawa produk Anda ke ceruk pasar yang luas dan loyal.

Tahun 2025 adalah momentum emas untuk mulai. Bagi pelaku usaha yang berani dan cermat, ini bukan sekadar tren, ini adalah transformasi konsumsi jangka panjang.