Jika Koperasi Ditiadakan, Bagaimana Nasib Ekonomi Masyarakat Kecil?

Redaksi

Oleh: Azis Chemoth | Saromben.com

Sulitnya Akses Pinjaman di Era Modern

Di tengah kondisi ekonomi yang makin menantang, mencari pinjaman uang bukanlah perkara mudah. Perbankan memang tersedia, tetapi syaratnya sangat ketat~harus ada agunan, dokumen lengkap, dan riwayat kredit yang baik.

Bagi masyarakat kecil, persyaratan ini jelas memberatkan. Tanpa keberadaan koperasi, mereka hampir tidak memiliki pilihan ketika membutuhkan dana darurat. Bahkan, mengandalkan pinjaman dari teman atau saudara kini kian sulit, sebab setiap orang tengah berjuang menghadapi tekanan ekonomi yang sama.

Banyak pelaku usaha mikro dan pedagang pasar mengandalkan koperasi untuk menambah modal harian. Tanpa lembaga seperti itu, kegiatan ekonomi kecil bisa tersendat. Modal yang semestinya berputar menjadi macet, dan roda perdagangan rakyat berisiko berhenti berputar.

Koperasi: Pilar Ekonomi Gotong Royong

Sejak masa Bung Hatta, koperasi telah diakui sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Koperasi simpan pinjam—sering disebut bank harian atau bank mingguan~menjadi penolong rakyat kecil di tengah keterbatasan akses ke lembaga keuangan formal.

Dari pedagang pasar, petani, nelayan, hingga pekerja informal, semuanya merasakan manfaatnya. Dengan sistem yang sederhana dan berbasis kepercayaan, koperasi tumbuh dari akar rumput, menghidupkan semangat gotong royong dan saling bantu di antara anggota.

Meskipun menerapkan bunga, skema pinjaman koperasi jauh lebih manusiawi dibandingkan jeratan rentenir atau pinjaman online ilegal. Tidak ada ancaman, tidak ada teror penagihan, dan uang yang dikumpulkan kembali berputar untuk kepentingan anggota itu sendiri.

Jika koperasi dihapus, maka salah satu tiang utama ekonomi rakyat akan runtuh. Rakyat kecil berpotensi semakin terdesak, sementara praktik pinjaman ilegal justru akan tumbuh subur menggantikannya. Itulah sebabnya, peran koperasi tidak boleh dipandang sebelah mata.

Baca Juga:
Cara Membuat Hook Konten yang Efektif dalam Digital Marketing

Koperasi

Koperasi dan Transformasi Ekonomi Lokal

Dalam beberapa tahun terakhir, koperasi juga mulai beradaptasi dengan era digital. Banyak koperasi di berbagai daerah memanfaatkan aplikasi keuangan berbasis daring untuk mencatat transaksi, melacak pinjaman, dan memudahkan anggota berkomunikasi.

Transformasi ini menunjukkan bahwa koperasi mampu berinovasi, bukan lembaga kuno yang tertinggal zaman. Di beberapa kabupaten, koperasi bahkan menjadi motor penggerak program pemberdayaan UMKM, membantu petani dan pedagang memasarkan produk ke pasar daring.

Artinya, koperasi tidak hanya berfungsi sebagai tempat meminjam uang, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran ekonomi, solidaritas sosial, dan kemandirian komunitas lokal. Ketika koperasi tumbuh sehat, ekonomi daerah pun ikut hidup.

Bukan Dimusnahkan, Tapi Dibina dan Diawasi

Memang tidak bisa dipungkiri, ada koperasi yang menyimpang dari tujuan awalnya~pengurus yang tidak transparan, laporan keuangan tidak jelas, hingga kasus penyelewengan dana anggota. Namun, solusi dari masalah itu bukanlah memusnahkan koperasi, melainkan membina dan memperbaikinya.

Pemerintah perlu hadir sebagai pengawas dan pembina koperasi agar tetap berpihak kepada rakyat. Dengan pengelolaan yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kesejahteraan anggota, koperasi bisa kembali menjadi benteng ekonomi rakyat kecil di tengah badai kesulitan.

Langkah konkret yang bisa dilakukan antara lain: memperkuat pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM, melakukan audit keuangan rutin, serta memberi pelatihan manajemen keuangan kepada pengurus koperasi di tingkat desa dan kecamatan.

Jika pengawasan diperketat dan sistem pembinaan dijalankan dengan baik, koperasi akan kembali menjadi tempat yang aman dan dipercaya masyarakat.

Arah Kebijakan yang Tepat untuk Pemerintah

Apabila pemerintah benar-benar ingin memperkuat ekonomi kerakyatan, maka koperasi seharusnya ditempatkan di posisi strategis. Bukan sekadar pelengkap kebijakan ekonomi, tetapi sebagai mitra resmi pemerintah dalam menyalurkan pembiayaan mikro dan program pemberdayaan.

Baca Juga:
Digitalisasi UMKM Harus Dibarengi Perlindungan HAKI

Koperasi

Kebijakan yang perlu digalakkan meliputi:

1. Digitalisasi koperasi. Pemerintah bisa membantu koperasi mengembangkan aplikasi keuangan berbasis komunitas.

2. Akses dana murah. Melalui kerja sama dengan bank daerah, koperasi bisa mendapatkan bunga pinjaman lebih rendah.

3. Edukasi keuangan. Masyarakat perlu diajari cara menabung, berinvestasi, dan menggunakan dana koperasi secara bijak.

4. Konsolidasi antar koperasi. Agar koperasi kecil bisa bersatu membentuk koperasi sekunder yang lebih kuat dan efisien.

Dengan strategi tersebut, koperasi tidak hanya bertahan, tetapi berkembang menjadi fondasi ekonomi rakyat yang tangguh dan modern.

Dampak Sosial Jika Koperasi Dihapus

Jika koperasi benar-benar dihapus, dampaknya akan sangat luas. Banyak usaha kecil kehilangan sumber modal, aktivitas ekonomi desa menurun, dan masyarakat berpotensi kembali bergantung pada pinjaman pribadi yang tidak sehat.

Lebih dari sekadar lembaga keuangan, koperasi adalah jembatan sosial antara masyarakat bawah dengan dunia ekonomi. Ia menjadi tempat berbagi, tempat belajar, sekaligus tempat berlindung dari tekanan ekonomi. Menghapus koperasi berarti mencabut akar solidaritas ekonomi rakyat.

Koperasi Harus Diperkuat, Bukan Dimatikan

Sejarah telah membuktikan bahwa koperasi adalah bentuk nyata ekonomi gotong royong yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Di tengah tantangan global, ketimpangan sosial, dan naik-turunnya harga kebutuhan pokok, koperasi tetap menjadi sandaran harapan bagi banyak keluarga kecil.

Apabila koperasi benar-benar ditiadakan, masyarakat kecil akan kehilangan akses pinjaman yang selama ini menjadi penopang mereka. Ketika kebutuhan mendesak datang, mereka tidak lagi tahu harus ke mana mencari bantuan.

Oleh sebab itu, koperasi harus diperkuat, bukan dimatikan. Pemerintah dan masyarakat perlu bergandengan tangan agar koperasi tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga kesejahteraan rakyat kecil~seperti cita-cita Bung Hatta: Koperasi bukan untuk mencari keuntungan pribadi, melainkan untuk menolong sesama.

Baca Juga:
Transformasi Ekonomi Digital Indonesia: UMKM Berperan Kunci Menuju Puncak ASEAN

Baca Juga

[HRM Khalilur Sahlawiy Usul ke Presiden Prabowo: Stop Ekspor BBL, Ganti dengan Lobster 50 Gram]

[Balad Grup Dorong Ekspor Lobster 50 Gram Gantikan Benih Bening]

[Keris Jawa: Mengapa Benda Ini Bukan Untuk Disembah tapi Harus Dihormati?]

koperasi indonesia, koperasi rakyat, manfaat koperasi, koperasi dan umkm, pinjaman koperasi, peran koperasi di masyarakat, ekonomi gotong royong