12 Pabrik Dolomit Disebut Ilegal, Khalilur Desak Penegakan Hukum

Redaksi

Pewarta : Azis Chemoth|Saromben.com

GRESIK – Potensi tambang dolomit di Kabupaten Gresik dan Lamongan, Jawa Timur, disebut-sebut sangat besar dan mampu menjadi penopang kebutuhan nasional. Hal itu diungkapkan oleh HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy usai melakukan survei ke sejumlah konsesi tambang miliknya di Kecamatan Panceng, Gresik, kemarin (26/8).

Dalam kunjungan tersebut, ia meninjau tiga konsesi tambang miliknya sekaligus tiga lokasi tanah yang disiapkan untuk pembangunan pabrik dolomit. Hasil survei menunjukkan potensi kandungan dolomit yang sangat besar, dengan kedalaman mencapai 50 meter dan perkiraan deposit hingga ratusan juta ton.

“Potensi dolomitnya dahsyat, jauh lebih menguntungkan dibanding batubara. Margin dolomit bisa mencapai Rp350 ribu per ton, sementara margin batubara sahabat-sahabat saya di Kalimantan hanya sekitar Rp50 ribu – Rp100 ribu per ton,” ungkap Khalilur.

Menurutnya, bila didirikan pabrik besar dengan kapasitas produksi 1 juta ton per bulan, penjualan dolomit bisa mencapai Rp600 miliar setiap bulan. Angka itu bahkan diyakini lebih besar dibanding perusahaan batubara yang selama ini menjadi raksasa energi di Indonesia.

Konsesi Terbesar di Gresik dan Lamongan

Saat ini, hanya terdapat sekitar tiga IUP Operasi Produksi (IUP OP) tambang dolomit di Kabupaten Gresik, dan salah satunya dimiliki Khalilur. Ia juga menguasai 17 blok tambang lain di wilayah Gresik, yang sebagian sedang berproses dari WIUP ke IUP eksplorasi maupun ke IUP OP.

“Untuk tambang di Lamongan, saya pemilik konsesi terbanyak,” tegasnya.

Ia menilai kebutuhan dolomit nasional sangat tinggi. Pasarnya mencakup Kementerian Pertanian, Agrinas, hingga jutaan hektare perkebunan sawit dan sawah di seluruh Indonesia. Bahkan mayoritas suplai dolomit nasional disebut berasal dari Gresik dan Lamongan.

Baca Juga:
Ratu Kidul dalam Pandangan Masyarakat Bali: Antara Mitologi dan Niskala

Soroti Pabrik Dolomit Tanpa Tambang

Khalilur juga menyoroti keberadaan belasan pabrik dolomit di Kecamatan Panceng yang disebut tidak memiliki tambang resmi dan diduga mengandalkan pasokan dari tambang ilegal.

“Ada 12 pabrik dolomit yang berdiri kokoh, tapi tidak punya tambang. Mereka disuplai dari tambang ilegal dan itu sudah berlangsung puluhan tahun,” katanya.

Ia berharap aparat penegak hukum, baik Polri, Kejaksaan maupun KPK, dapat menertibkan praktik tambang ilegal tersebut agar suplai dolomit di Indonesia benar-benar bersumber dari tambang legal.

Doa untuk Negeri

Di tengah survei tambangnya, Khalilur mengaku melantunkan doa agar kekayaan alam Indonesia benar-benar bisa membawa kesejahteraan rakyat.

“Ya Allah, negeri ini Engkau buat kaya, tapi rakyatnya masih banyak yang miskin. Beri hamba kekuatan untuk membawa rakyat Indonesia bahagia melalui pendidikan dan keimanan,” tuturnya.

Dengan potensi tambang dolomit yang luar biasa, Khalilur optimistis akan membawa perubahan besar di sektor pertambangan non-batubara. Ia bahkan menegaskan dirinya siap menjadi “Raja Dolomit Nusantara.”