KKN SDGs UPN Veteran Jawa Timur di Kelurahan Ploso: Kolaborasi Nyata untuk Masyarakat Mandiri dan Berdaya

Surabaya, 20 Oktober 2025 ~ Semangat kebersamaan dan kolaborasi mewarnai pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) SDGs Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) di Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, pada Senin (20/10).

Kegiatan ini bukan sekadar program tahunan, tetapi langkah nyata mahasiswa untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan di tingkat akar rumput. Dengan mengusung semangat Sustainable Development Goals (SDGs), para mahasiswa Kelompok 2 KKN SDGs hadir membawa misi pengabdian berbasis edukasi digital, aksi lingkungan, dan penguatan ekonomi masyarakat.

Mahasiswa Hadir untuk Masyarakat

Acara pembukaan KKN berlangsung penuh kehangatan dan semangat kolaboratif. Hadir dalam kesempatan itu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Mohammad Syarrafah, M.I.Kom, Sekretaris Kelurahan Ploso Moch. Rupi’ie, S.Sos, serta seluruh mahasiswa peserta KKN.
Dalam sambutannya, Antoni Angga, perwakilan mahasiswa KKN, mengungkapkan rasa syukur atas sambutan positif dari pihak kelurahan dan masyarakat setempat.
“Kami berterima kasih telah diterima dengan tangan terbuka. Melalui KKN ini, kami ingin menerapkan ilmu kami untuk berkontribusi langsung kepada masyarakat Kelurahan Ploso,” ujar Antoni.

Program KKN SDGs ini tidak hanya menjadi wadah pembelajaran sosial, tetapi juga menjadi bentuk nyata penerapan tridharma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Kkn sdgs

Tiga Pilar Utama: Edukasi, Lingkungan, dan Ekonomi

Antoni menjelaskan, program KKN tahun ini berfokus pada tiga bidang strategis yang selaras dengan target SDGs dan kebutuhan masyarakat Kelurahan Ploso.
1. Literasi Digital: Membangun Kecerdasan Informasi di Era AI
Program Literasi Digital diarahkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar lebih bijak dalam menghadapi arus informasi di era digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
Melalui pelatihan sederhana dan edukatif, mahasiswa memperkenalkan cara mengenali berita hoaks, penggunaan media sosial yang produktif, serta pengenalan dasar AI untuk UMKM.
“Banyak warga yang belum tahu bagaimana memanfaatkan internet secara aman dan efektif. Kami ingin membantu mereka agar bisa lebih percaya diri dalam dunia digital,” ungkap salah satu anggota tim literasi, Dwi Andini, mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Kegiatan ini juga disertai dengan sesi praktik pembuatan akun bisnis, penggunaan QRIS, hingga pengelolaan katalog digital untuk usaha kecil.

Baca Juga:
Digitalisasi UMKM Harus Dibarengi Perlindungan HAKI

2. Aksi Lingkungan: Menggerakkan Bank Sampah untuk Ekonomi Hijau
Bidang kedua adalah Aksi Lingkungan, yang diwujudkan melalui pengembangan Bank Sampah Ploso Berseri.
Program ini tidak hanya berfokus pada kebersihan, tetapi juga pada pengelolaan sampah sebagai sumber nilai ekonomi baru.
Melalui pelatihan eco-entrepreneurship, mahasiswa mengajak warga untuk memilah sampah rumah tangga, mendaur ulang barang bekas, dan menjualnya melalui sistem penimbangan digital.
“Kami ingin masyarakat melihat sampah sebagai sumber daya, bukan sekadar limbah. Dengan pengelolaan yang baik, lingkungan bersih dan ekonomi warga ikut meningkat,” jelas DPL Mohammad Syarrafah, M.I.Kom.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pihak kelurahan, mengingat Bank Sampah merupakan salah satu program prioritas pemerintah dalam membangun Kota Surabaya sebagai kota hijau dan berketahanan lingkungan.

3. Penguatan UMKM Digital: Mendorong Ekonomi Lokal Naik Kelas
Program ketiga, Pendampingan UMKM Digital, menjadi pilar penting dalam menciptakan kemandirian ekonomi warga.
Mahasiswa membantu pelaku usaha rumahan untuk memperoleh izin usaha seperti PIRT (Produk Industri Rumah Tangga), NIB (Nomor Induk Berusaha), serta membantu pendaftaran QRIS dan Merchant Digital.
“Dengan adanya QRIS, warga bisa menerima pembayaran non-tunai tanpa perantara. Sosialisasi ini membuka wawasan mereka bahwa mendaftar merchant itu gratis, tidak perlu lewat calo,” kata Lukmanto, Ketua RW 9 Kelurahan Ploso.

Program ini diharapkan menjadi katalis bagi tumbuhnya ekosistem ekonomi digital di tingkat kelurahan, yang sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat pasca-pandemi.

Kolaborasi dan Keberlanjutan: Kunci Keberhasilan Program

Dalam sambutannya, DPL Mohammad Syarrafah menegaskan bahwa keberhasilan KKN tidak diukur dari seberapa meriah acaranya, tetapi dari seberapa berkelanjutan dampaknya.
“KKN ini jangan sekadar seremonial, tetapi harus memberi dampak positif yang berkelanjutan bagi warga Ploso. Semangat SDGs harus tercermin dalam setiap langkah,” tegasnya.

Baca Juga:
Polresta Banyuwangi Diminta Tindak Tegas Oknum Perawat RS Blambangan yang Diduga Buka Praktik Ilegal

Pernyataan tersebut disambut dukungan penuh oleh Sekretaris Kelurahan Ploso, Moch. Rupi’ie, S.Sos, yang menilai kegiatan KKN SDGs sejalan dengan arah kebijakan pemerintah daerah.
“Kami tengah mengembangkan program bank sampah dan pemberdayaan UMKM. Kehadiran mahasiswa diharapkan dapat menjadi mitra yang membantu mewujudkan hal itu serta membawa energi baru bagi masyarakat,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN mengadakan pertemuan koordinasi dengan seluruh Ketua RW pada 22 Oktober 2025, untuk memastikan seluruh program selaras dengan kebutuhan riil masyarakat.

Kkn sdgsSuara Masyarakat: Antusias dan Siap Berkolaborasi

Kegiatan pemaparan program kerja disambut antusias oleh para Ketua RW dan tokoh masyarakat setempat.
Selain Ketua RW 9, dukungan juga datang dari RW 5 dan RW 11 yang berencana mengadopsi sistem Bank Sampah digital berbasis QR code yang diperkenalkan mahasiswa.
“Dengan sistem QR code, pencatatan tabungan sampah jadi lebih transparan dan mudah diakses warga. Ini inovasi sederhana tapi bermanfaat,” tutur Bu Siti, Ketua RW 5.

Para warga juga mengapresiasi pendekatan mahasiswa yang komunikatif, humanis, dan tidak sekadar datang untuk “melaksanakan tugas kampus”, melainkan benar-benar berinteraksi dengan masyarakat secara langsung.

Dari Kampus untuk Negeri: Pendidikan Sosial yang Menginspirasi

KKN SDGs di Kelurahan Ploso menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam mengakselerasi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tingkat lokal.
Dengan prinsip “kolaborasi, inklusi, dan keberlanjutan”, mahasiswa belajar bahwa ilmu pengetahuan sejatinya bukan hanya untuk akademik, melainkan untuk kemanusiaan.
Dosen pembimbing juga menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai kepemimpinan sosial dan empati di tengah masyarakat.
Menurutnya, mahasiswa bukan hanya agen perubahan, tetapi juga jembatan yang menghubungkan dunia akademik dengan realitas sosial.
“KKN adalah ruang belajar paling nyata bagi mahasiswa. Di sini mereka memahami arti gotong royong, tanggung jawab sosial, dan kemandirian masyarakat,” tegas Syarrafah.

Baca Juga:
Bijak Kelola Sampah Demi Lingkungan Sehat

Gotong Royong sebagai Fondasi Masyarakat Mandiri

Salah satu pesan kuat dari kegiatan ini adalah pentingnya gotong royong sebagai identitas bangsa.
Dalam setiap aktivitas, mahasiswa melibatkan masyarakat secara aktif ~ mulai dari anak-anak, ibu rumah tangga, hingga pelaku UMKM ~ untuk membangun rasa memiliki terhadap program yang dijalankan.
“Kami ingin warga merasa bahwa program ini milik bersama, bukan milik kampus saja,” ujar Antoni Angga.

Keterlibatan aktif warga inilah yang menjadikan KKN SDGs UPNVJT berbeda: bukan hanya datang membawa program, tetapi membangun kemitraan sejajar antara kampus dan masyarakat.
Dampak Nyata dan Harapan ke Depan
Meski baru berjalan beberapa pekan, sejumlah dampak positif mulai terlihat:
Kesadaran digital warga meningkat, terutama dalam penggunaan media sosial dan aplikasi keuangan.
UMKM lokal mulai mengurus izin usaha dan membuka kanal digital penjualan.
Sistem Bank Sampah mulai beroperasi, dengan target mampu menampung hingga 300 kg sampah per bulan.
Partisipasi warga meningkat dalam kegiatan kebersihan dan sosialisasi lingkungan.
Ke depan, mahasiswa berkomitmen menyerahkan seluruh dokumen program dan panduan operasional kepada pihak kelurahan agar kegiatan ini dapat dilanjutkan secara mandiri.
“Kami ingin meninggalkan jejak yang bisa diteruskan. Harapannya, setelah kami selesai, masyarakat tetap bergerak,” tambah Dwi Andini.

Sinergi Menuju SDGs Desa Kota
Kegiatan KKN SDGs di Kelurahan Ploso merupakan miniatur dari implementasi SDGs Desa-Kota, yang menekankan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Pendekatan holistik seperti ini menjadi contoh bagaimana perguruan tinggi dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan.
Dengan dukungan penuh dari kelurahan, perangkat RW, serta masyarakat, Kelurahan Ploso kini menjadi ruang belajar sosial yang hidup, tempat nilai gotong royong, inovasi, dan pemberdayaan tumbuh bersama.

Baca Juga:
Kemkomdigi Atur Platform Digital untuk Lindungi Anak Online

Kkn sdgs

Penutup: Membangun dari Akar Rumput

KKN SDGs Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Kelurahan Ploso bukan hanya kegiatan pengabdian, melainkan perwujudan semangat Pahlawan Pembangunan ~ berbuat nyata dari hal kecil untuk perubahan besar.
Melalui sinergi antara mahasiswa, pemerintah kelurahan, dan masyarakat, kegiatan ini mengajarkan bahwa keberlanjutan bukan sekadar konsep global, tetapi tindakan lokal yang berakar pada kepedulian dan gotong royong.
“Masyarakat mandiri adalah mereka yang belajar dari kolaborasi. KKN SDGs UPNVJT membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari lingkungan terkecil ~ dari kampung untuk negeri,” pungkas Mohammad Syarrafah.

Baca Juga:
Program Pengabdian Mahasiswa Dorong UMKM Naik Kelas

Peran Kampus dalam Membangun Desa Digital

Referensi:
UPN Veteran Jawa Timur – Situs Resmi
Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia – Bappenas

Penulis: Chemoth|https://Saromben.com