Dari Situbondo untuk Dunia: Arief Ma’ruf Riscahyono dan Mimpi Besar Menjadikan Indonesia Raja Kelapa Global

Redaksi

Menjadikan Indonesia Kiblat Baru Perkebunan Kelapa Dunia, Dimulai dari Situbondo

Saromben.com, Situbondo ~
Dalam sebuah percakapan yang sarat makna, Arief Ma’ruf Riscahyono mengungkapkan visi besarnya: “Sekarang kita ubah, menjadikan Indonesia kiblat baru perkebunan kelapa dunia, menuju Indonesia emas.”
Kalimat sederhana itu memuat semangat luar biasa ~ semangat untuk menata ulang arah industri kelapa nasional dan menjadikannya fondasi kemandirian ekonomi Indonesia di masa depan.

Kelapa dan Arah Baru Ekonomi Indonesia
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kelapa nasional mencapai lebih dari 3 juta ton per tahun, sebagian besar berasal dari perkebunan rakyat. Namun, selama bertahun-tahun, potensi besar itu belum sepenuhnya dikelola secara strategis.

Arief Ma’ruf Riscahyono melihat peluang emas di sektor ini. Menurutnya, jika kelapa dikelola dengan pendekatan berkelanjutan dan berbasis industri turunan, maka Indonesia bukan hanya menjadi produsen bahan mentah, tapi juga menjadi trendsetter global dalam pengolahan kelapa.
“Kita tidak boleh berhenti pada produksi. Kita harus menjadi pusat inovasi, pusat penelitian, dan pusat distribusi produk turunan kelapa dunia,” ujar Arief penuh keyakinan.

Menjadikan

Situbondo Sebagai Awal Perubahan
Arief memandang Situbondo sebagai titik awal gerakan besar ini. Kabupaten yang dikenal dengan garis pantai panjang dan tanah suburnya, menurutnya, memiliki potensi luar biasa untuk menjadi percontohan nasional dalam pengembangan perkebunan kelapa terpadu.

“Berhubung di Situbondo, ghi Situbondo pon gellu se e bahas,” ujarnya dalam logat Madura yang khas, menggambarkan kedekatannya dengan masyarakat lokal. Ia percaya, perubahan besar harus dimulai dari akar ~ dari tanah yang ia pijak dan masyarakat yang ia kenal.
Di Situbondo, Arief mendorong sinergi antara petani, pemerintah daerah, dan pelaku industri. Ia menilai kolaborasi menjadi kunci. Melalui pendekatan community-based economy, ia ingin setiap petani kelapa mendapatkan manfaat langsung dari rantai nilai industri kelapa.

Baca Juga:
Panduan Lengkap Transaksi Aman dan Cepat di SaldoPP.Net

Menjadikan

Dari Perkebunan ke Industri Hilir
Salah satu gagasan utama Arief adalah mengubah pola pikir masyarakat dari sekadar bertani kelapa menjadi pelaku industri kelapa.
Menurutnya, buah kelapa bukan hanya sumber minyak atau santan, tetapi bisa diolah menjadi ratusan produk bernilai tinggi: mulai dari coconut sugar, activated carbon, coco fiber, hingga biofuel ramah lingkungan.

“Kalau kita bisa memproduksi 10 jenis produk turunan saja secara mandiri, kita sudah bisa menyaingi Thailand dan Filipina,” tegasnya.

Ia mencontohkan keberhasilan program yang digagas Kementerian Pertanian dalam mendorong industrialisasi komoditas unggulan daerah. Namun, Arief menilai, implementasi di lapangan masih membutuhkan figur lokal yang mampu menggerakkan potensi masyarakat dengan visi jelas ~ dan Situbondo memiliki semua modal itu.

Menjadikan

Gerakan Menuju Indonesia Emas
Bagi Arief, visi menjadikan Indonesia sebagai kiblat perkebunan kelapa dunia bukan hanya proyek ekonomi, melainkan gerakan peradaban baru.
Ia mengaitkan semangat ini dengan cita-cita Indonesia Emas ~ masa ketika Indonesia diharapkan menjadi negara maju dengan daya saing global.

“Kalau kita ingin bicara Indonesia Emas, kita harus bicara sektor riil. Kita harus bicara tentang tanah, laut, dan hasilnya. Dan kelapa adalah simbol dari kemandirian itu,” katanya.

Gerakan ini akan melibatkan pelatihan petani, pendirian pusat riset kelapa, hingga pengembangan pasar ekspor berbasis koperasi daerah. Semua langkah diarahkan untuk menciptakan ekosistem ekonomi kelapa nasional yang kuat dan berkelanjutan.

Menjadikan

Inspirasi dari Tokoh Lokal dan Kolaborasi Nasional
Dalam perjalanan gagasan ini, Arief juga menyoroti peran penting tokoh-tokoh lokal yang sudah lebih dulu menginisiasi gerakan serupa. Salah satunya adalah HRM Khalilur R. Abdullah Sahlawiy (Jih Lilur), yang sebelumnya telah mencanangkan rencana besar menjadikan Kangean sebagai pusat produksi kelapa dunia.

Baca Juga:
Pre-Order TikTok Shop 2025, Tren Terbaru dan Strategi Sukses

Baca juga: Jih Lilur dan Rencana Besar Menjadikan Kangean Kota Produksi Kelapa Tertinggi di Dunia

“Semangat Jih Lilur adalah bagian dari semangat kita semua. Saya ingin menyambung mata rantai perjuangan itu, tapi dengan langkah nyata di Situbondo,” jelas Arief.

Keterlibatan banyak pihak ~ baik pemerintah daerah, akademisi, hingga investor ~ menjadi bukti bahwa gerakan ini bukan hanya wacana. Arief bertekad menjadikannya gerakan kolektif yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung.

Ekonomi Hijau dan Keberlanjutan
Arief menekankan bahwa industri kelapa harus tumbuh selaras dengan prinsip keberlanjutan lingkungan. Dalam setiap diskusi, ia selalu menegaskan pentingnya green economy.
Menurutnya, setiap bagian dari pohon kelapa memiliki nilai guna dan tidak ada yang terbuang. “Inilah alasan saya yakin, kelapa adalah pohon kehidupan. Kita hanya perlu mengelolanya dengan bijak,” ujarnya.

Program zero waste coconut industry menjadi salah satu gagasan unggulan yang akan diterapkan di Situbondo. Melalui program ini, limbah kelapa akan diolah kembali menjadi energi biomassa atau bahan baku industri lainnya.

Menjadikan

Pendidikan dan Regenerasi Petani
Arief menyadari bahwa keberlanjutan sektor kelapa juga bergantung pada regenerasi petani muda. Ia berencana menggandeng universitas dan sekolah kejuruan di Situbondo untuk memperkenalkan kurikulum agro-industry kelapa.
“Kita harus membuat anak muda bangga menjadi petani modern. Petani yang melek teknologi dan tahu pasar global,” tegasnya.

Selain itu, Arief mendorong agar setiap desa kelapa memiliki pusat pembelajaran agropreneur yang bisa mengajarkan cara mengolah, memasarkan, hingga mengekspor produk kelapa.

Menuju Kiblat Dunia: Dari Lokal ke Global
Visi Arief bukan mimpi kosong. Ia telah memetakan strategi jangka panjang yang meliputi:
Pemetaan lahan kelapa unggulan di Situbondo,
Pembangunan pabrik mini pengolahan produk turunan,
Pembentukan koperasi ekspor kelapa rakyat, dan
Penyiapan branding nasional “Coconut from Indonesia”.
Dengan strategi ini, ia optimistis Indonesia bisa menggeser posisi Filipina dan Sri Lanka sebagai pemain utama industri kelapa dunia.

Baca Juga:
PT. BRANN INDONESIA RAYA Why Debt Collections and Debt Collectors Matter

“Kalau kita serius, dalam 10 tahun ke depan Indonesia bisa menjadi benchmark dunia. Dan sejarahnya dimulai dari Situbondo,” tutupnya.

Kesimpulan
Visi Arief Ma’ruf Riscahyono bukan sekadar mimpi seorang tokoh daerah. Ia adalah simbol dari kebangkitan semangat agraria Indonesia ~ semangat untuk kembali pada kekayaan alam sendiri, memuliakan petani, dan menjadikan Indonesia berdiri di panggung dunia dengan martabatnya sendiri.
Situbondo kini menjadi saksi awal dari perjalanan panjang menuju cita-cita besar itu: Menjadikan Indonesia Kiblat Baru Perkebunan Kelapa Dunia, Menuju Indonesia Emas.

https://Saromben.com