SATARA: Sahabat Tanah Nusantara, Langkah Besar Menuju Revolusi Kesuburan Tanah Indonesia

Redaksi

SATARA: Sahabat Tanah Nusantara, Langkah Besar Menuju Revolusi Kesuburan Tanah Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negeri agraris yang kaya sumber daya alam, namun ironisnya, banyak lahan pertanian yang kini kehilangan kesuburannya akibat ketidakseimbangan unsur hara dan penggunaan pupuk kimia berlebihan. Dalam konteks itulah, hadir SATARA (Sahabat Tanah Nusantara), sebuah inisiatif monumental dari Bandar Indonesia Grup (BIG) yang bertekad mengembalikan kesuburan tanah Indonesia melalui dolomit nasional berkualitas tinggi.

SATARA bukan sekadar produk mineral. Ia adalah gerakan ekologis, sosial, dan ekonomi.
Gerakan untuk menata ulang hubungan manusia dengan tanah~dengan bumi yang menjadi sumber kehidupan bangsa ini.

Mengapa SATARA Hadir untuk Nusantara

SATARA lahir dari kesadaran mendalam bahwa tanah Indonesia adalah sumber kehidupan bangsa, bukan sekadar lahan produksi. Di banyak wilayah pertanian, terutama di Jawa Timur, kesuburan tanah mulai menurun karena ketidakseimbangan kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Keduanya adalah unsur penting yang dapat dipulihkan melalui dolomit berkualitas.

“SATARA adalah sahabat bagi tanah Nusantara. Kami ingin setiap petani kembali mendapatkan hasil panen terbaik dari tanah yang mereka cintai,” ungkap HRM. Khalilur R. Ab. S., Founder & Owner SATARA dan Bandar Indonesia Grup (BIG).

Dolomit: Mineral Kecil, Dampak Besar

Dolomit adalah batuan mineral alami yang mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat. Ia berfungsi menetralkan keasaman tanah dan memperbaiki struktur tanah, sehingga akar tanaman dapat menyerap unsur hara lebih baik.
Pemakaian dolomit yang konsisten mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian seperti padi, jagung, tebu, hingga tanaman hortikultura.

Dalam banyak studi agronomi, penggunaan dolomit terbukti meningkatkan efisiensi pemupukan hingga 30%.
Bagi petani kecil, angka ini bukan hanya statistik~tetapi harapan untuk keberlanjutan hidup.

Baca Juga:
Kontingen Indonesia Memukau di Parade Hari Republik India

Baca juga: Festival Lajengan Lomok 2025: Tradisi Madura yang Terbangkan Semangat

Bandar Indonesia Grup dan Ekosistem Industri Hijau

Sebagai holding dengan ratusan anak usaha lintas sektor, Bandar Indonesia Grup (BIG) memosisikan diri sebagai pelaku industri strategis nasional yang berorientasi jangka panjang.
Melalui Bandar Dolomit Nusantara Grup (BANDORA Grup), BIG mengembangkan lini bisnis pertambangan dolomit yang tidak hanya berorientasi profit, tapi juga pada pemberdayaan ekonomi lokal dan kelestarian lingkungan.

Puluhan anak usaha BIG telah memiliki konsesi tambang di Gresik, Lamongan, dan Tuban ~ tiga wilayah yang kini dikenal sebagai “Segitiga Emas Dolomit Jawa Timur”.
Di kawasan inilah SATARA diproduksi dan diproses melalui sistem kemitraan dengan pabrikan lokal untuk memastikan nilai tambah ekonomi tidak keluar dari daerah asalnya.

Dari Tambang ke Tangan Petani: Rantai Distribusi SATARA

Salah satu keunggulan SATARA adalah model rantai pasoknya yang efisien dan ramah lingkungan.
BIG menerapkan sistem “Upah Giling Dolomit Mess 100”, di mana pabrikan dolomit lokal diberdayakan untuk menggiling dan memproses bahan baku menjadi dolomit siap pakai.
Skema ini bukan hanya mempercepat distribusi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi mikro di sekitar wilayah tambang.

Dalam lima bulan ke depan, BIG menargetkan 99 titik tambang aktif di 17 wilayah konsesi Jawa Timur.
Langkah ini diharapkan tuntas sebelum Ramadhan 2026 ~ menjadi simbol energi positif menuju masa panen baru bagi petani Nusantara.

Langkah Digital: SATARA di E-Katalog LKPP

Transformasi digital menjadi fondasi utama bisnis masa depan.
BIG kini sedang memproses pendaftaran SATARA di E-Katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) agar seluruh transaksi bisa dilakukan secara daring di seluruh Indonesia.

Melalui sistem ini, petani, koperasi, maupun lembaga pemerintah daerah dapat membeli dolomit SATARA dengan transparansi harga dan jaminan mutu nasional.
Langkah ini menempatkan SATARA sebagai salah satu pionir dalam digitalisasi mineral pertanian Indonesia.

Baca Juga:
Prospek Ekonomi Indonesia 2024, Peluang dan Tantangan dalam Pertumbuhan Berkelanjutan

Lihat E-Katalog LKPP di sini

Visi Ekonomi dan Ekologi SATARA

SATARA memadukan dua aspek penting: ekonomi berkelanjutan dan ekologi berkeadilan.
Secara ekonomi, SATARA membuka lapangan kerja baru di sektor pertambangan, penggilingan, transportasi, hingga distribusi.
Secara ekologis, SATARA membantu memperbaiki keseimbangan tanah, mengurangi pencemaran akibat pupuk kimia, serta memperkuat ketahanan pangan nasional.

Visi besar ini dijabarkan oleh HRM. Khalilur R. Ab. S. dalam satu kalimat sederhana namun bermakna dalam:

“Kita tidak sedang menjual batu, kita sedang menanam kehidupan.”

Tanah

Dampak Sosial: Memberdayakan Masyarakat Tambang dan Petani

Tidak banyak perusahaan yang berani menempatkan masyarakat sebagai pusat ekosistem bisnisnya.
Namun SATARA berbeda ~ model bisnisnya dirancang agar masyarakat lokal mendapatkan manfaat langsung, mulai dari penyerapan tenaga kerja, kemitraan penggilingan, hingga pendampingan petani.

Program “Dolomit Sahabat Petani” misalnya, menjadi langkah nyata BIG dalam pendidikan ekosistem pertanian berkelanjutan.
Melalui kolaborasi dengan lembaga penyuluhan dan kelompok tani, petani diberi edukasi tentang pemanfaatan dolomit dan pentingnya menjaga pH tanah untuk hasil panen jangka panjang.

Baca juga: Pesantren Sebagai Benteng Moral dan Cahaya Indonesia

Tantangan Kesuburan Tanah Indonesia

Menurut data Kementerian Pertanian, sekitar 60% lahan pertanian di Indonesia memiliki tingkat keasaman tanah tinggi.
Kondisi ini menyebabkan efisiensi pupuk menurun drastis dan hasil panen tidak maksimal.
Inilah yang coba dijawab oleh SATARA melalui pendekatan mineral alami yang aman dan efisien.

Dengan kandungan kalsium 30–35% dan magnesium 18–20%, dolomit SATARA dirancang sesuai kebutuhan lahan tropis Indonesia.
Selain meningkatkan pH tanah, penggunaannya juga menekan biaya pupuk hingga 25% ~ solusi nyata di tengah mahalnya harga input pertanian.

Menuju Revolusi Hijau Nasional

SATARA bukan hanya produk industri, tapi bagian dari gerakan nasional menuju kemandirian kesuburan tanah Indonesia.
Langkah-langkah seperti digitalisasi E-Katalog, pendaftaran merek di DJKI (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual), hingga rencana pembangunan pabrik dolomit berskala besar di Lamongan dan Tuban menunjukkan arah yang jelas:
Indonesia sedang menyiapkan revolusi hijau modern berbasis mineral lokal.

Baca Juga:
SATARA: Sahabat Tanah Nusantara, Solusi Bijaksana untuk Kesuburan Tanah Indonesia

Cek DJKI untuk perlindungan merek nasional

SATARA dan Harapan Baru untuk Bumi Nusantara

Lebih dari sekadar mineral, SATARA adalah simbol kesadaran kolektif bangsa bahwa tanah adalah warisan suci.
Dalam setiap butiran dolomitnya tersimpan cita-cita untuk melihat sawah kembali hijau, tanah kembali gembur, dan petani kembali tersenyum.

“Mari kita jaga tanah Nusantara tetap gemah ripah loh jinawi~subur dan membawa penduduknya makmur bahagia.”
~ HRM. Khalilur R. Ab. S., Founder & Owner SATARA

Baca juga: Karton Box Custom, Solusi Kemasan Industri Modern

Penutup: Menanam Harapan, Menuai Kemandirian

SATARA adalah simbol langkah maju bangsa dalam menghadirkan solusi bijaksana untuk kesuburan tanah Indonesia.
Melalui tangan-tangan petani, pengusaha lokal, dan dukungan pemerintah, SATARA menunjukkan bahwa kemandirian ekonomi dapat tumbuh dari tanah sendiri.

Dengan semangat Sahabat Tanah Nusantara,
mari kita rawat bumi, sejahterakan petani, dan majukan negeri.

SATARA ~ Dolomit Nasional, Solusi Bijaksana untuk Kesuburan Tanah Indonesia.

Baca juga:

Bandar Indonesia Grup dan Strategi Pembangunan Mineral Nasional

Lamongan dan Tuban, Pusat Baru Industri Dolomit Indonesia