Opini  

Sejarah Runtuhnya Majapahit: Pelajaran Berharga bagi Komunitas, Ormas, dan LSM

Redaksi

Oleh: Azis Chemoth|Tanjung Sari Timur

Pelajari sejarah runtuhnya Majapahit dan ambil hikmah pentingnya. Artikel ini mengulas faktor penyebab keruntuhan Majapahit serta pelajaran berharga bagi komunitas, ormas, dan LSM agar tetap solid dan relevan di tengah perubahan zaman.

Pendahuluan

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara. Pada masa kejayaannya, wilayah kekuasaan Majapahit membentang luas hingga Asia Tenggara. Namun, kejayaan itu tidak bertahan selamanya.

Sejarah runtuhnya Majapahit memberi pelajaran berharga bagi organisasi modern, termasuk komunitas, ormas, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dari kisah sejarah inilah kita belajar bahwa persatuan, kepemimpinan yang bijak, dan adaptasi terhadap perubahan adalah kunci keberlangsungan sebuah organisasi.

Faktor-Faktor Runtuhnya Majapahit

1. Pertarungan Internal dan Perebutan Kekuasaan

Setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk (1389), Majapahit menghadapi krisis suksesi. Perebutan tahta di antara keluarga kerajaan melemahkan stabilitas politik.

2. Hilangnya Persatuan Rakyat

Semangat Sumpah Palapa Gajah Mada yang dulu menyatukan Nusantara memudar. Ketidakadilan, beban pajak, dan konflik berkepanjangan membuat rakyat kehilangan kepercayaan pada penguasa.

3. Munculnya Kekuatan Baru

Kesultanan Demak mulai bangkit di abad ke-15. Saat Majapahit sibuk dengan konflik internal, Demak tumbuh menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang akhirnya menggantikan Majapahit.

4. Ketidakmampuan Beradaptasi

Perubahan zaman membawa tantangan baru: perdagangan internasional, penyebaran agama, hingga pola diplomasi. Sayangnya, Majapahit gagal beradaptasi, sehingga perlahan kehilangan relevansinya.

Pelajaran Penting bagi Komunitas, Ormas, dan LSM

1. Persatuan adalah Pondasi

Organisasi apa pun akan runtuh jika dibiarkan terpecah oleh konflik internal. Persatuan lebih penting daripada perebutan kepentingan.

2. Kepemimpinan yang Adil dan Melayani

Pemimpin yang hanya mementingkan kelompoknya akan ditinggalkan. Kepemimpinan yang adil, bijak, dan melayani akan menjaga kepercayaan anggota.

Baca Juga:
Air Liur Anjing Najis, Lalu Bagaimana dengan Air Liur Manusia? Penjelasan Islam, Kesehatan, dan Filosofi

3. Fokus pada Karya, Bukan Jabatan

Seperti Majapahit yang runtuh akibat perebutan tahta, banyak ormas dan LSM bisa hancur jika terlalu sibuk berebut jabatan. Karya nyata bagi masyarakat jauh lebih penting.

4. Adaptasi Terhadap Perubahan Zaman

Organisasi harus peka terhadap perubahan teknologi, sosial, dan budaya. Adaptasi adalah kunci agar tetap relevan.

5. Menjaga Reputasi dan Kepercayaan Publik

Reputasi adalah modal utama organisasi. Sekali kepercayaan publik hilang, akan sulit dikembalikan.

Kesimpulan

Runtuhnya Majapahit adalah cermin kehidupan berorganisasi. Sehebat apa pun kejayaan yang diraih, tanpa persatuan dan kepemimpinan yang bijak, kehancuran hanya tinggal menunggu waktu.

Bagi komunitas, ormas, maupun LSM, pelajaran sejarah ini jelas:
jangan habiskan energi untuk konflik internal.
perkuat kolaborasi, karya nyata, dan adaptasi dengan perubahan zaman.

Dengan begitu, organisasi akan bertahan, relevan, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Runtuhnya Majapahit, sejarah nusantara, pelajaran organisasi, kepemimpinan, ormas, LSM, persatuan, Sumpah Palapa, Hayam Wuruk.

Sejarah Nusantara

Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi

Strategi Menguatkan Reputasi Ormas dan LSM