Program 3 Juta Rumah, Solusi Pemerintah Prabowo-Gibran untuk Hunian Vertikal yang Terjangkau

Saromben.com
Hunian Vertikal
Program 3 Juta Rumah, Solusi Pemerintah Prabowo-Gibran untuk Hunian Vertikal yang Terjangkau (saromben.com)

Pemerintah Prabowo-Gibran memperkenalkan Program 3 Juta Rumah per Tahun, sebuah terobosan untuk mengatasi kekurangan perumahan di Indonesia. Dengan fokus pada pembangunan hunian vertikal seperti apartemen dan rumah susun, program ini bertujuan menyediakan tempat tinggal yang terjangkau bagi masyarakat, terutama di kota-kota besar yang mengalami urbanisasi cepat.

Tidak hanya menjawab kebutuhan perumahan, program ini juga dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan sekaligus melindungi lingkungan dengan penggunaan lahan yang lebih efisien. Lantas, bagaimana strategi pemerintah dalam mewujudkan target ambisius ini?

Hunian Vertikal

Kebutuhan perumahan di Indonesia, terutama di wilayah perkotaan, terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk yang pesat. Namun, lahan yang tersedia semakin terbatas, terutama di kota-kota besar. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mendorong pembangunan hunian vertikal seperti rumah susun dan apartemen.

Hunian vertikal menawarkan solusi jangka panjang yang lebih efisien dibandingkan rumah tapak. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah tingginya harga jual dan sewa hunian jenis ini, yang kerap membuat masyarakat berpenghasilan rendah sulit menjangkaunya.

Strategi Inovatif Pemerintah untuk Hunian Terjangkau

Pemerintah Prabowo-Gibran telah menyiapkan berbagai strategi agar hunian vertikal menjadi lebih terjangkau dan menarik bagi masyarakat. Berikut tiga langkah utamanya:

1. Memanfaatkan Lahan BUMN dengan Konsep TOD

Lahan tidak terpakai milik perusahaan milik negara (BUMN) seperti PT KAI akan dioptimalkan melalui konsep Transit-Oriented Development (TOD). Konsep ini memastikan hunian vertikal dibangun di sekitar pusat transportasi umum seperti stasiun kereta api. Selain memudahkan mobilitas warga tanpa kendaraan pribadi, konsep ini juga mengurangi kemacetan dan emisi karbon di perkotaan.

2. Pengembangan Kawasan Campuran (Mixed-Use)

Hunian vertikal dirancang sebagai bagian dari kawasan campuran yang mengintegrasikan tempat tinggal, perkantoran, dan fasilitas publik. Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya memiliki tempat tinggal yang nyaman, tetapi juga kemudahan akses ke tempat kerja dan berbagai fasilitas tanpa perlu bepergian jauh. Hasilnya, waktu tempuh perjalanan berkurang, dan kualitas hidup meningkat.

Baca Juga:
Cara Memeriksa dan Merawat Sistem Rem Kendaraan Anda

3. Penurunan Harga Sewa untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Untuk memastikan akses masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pemerintah menetapkan kebijakan subsidi harga sewa. Contohnya, di beberapa kawasan di Jakarta, harga sewa rumah susun yang sebelumnya mencapai Rp3,5 juta per bulan kini turun menjadi Rp1,1 juta hingga Rp2,2 juta per bulan. Langkah ini memberi kesempatan bagi pekerja seperti guru, pegawai negeri, dan anggota TNI/Polri untuk tinggal lebih dekat ke tempat kerja.

Hunian vertikal
Hunian vertikal menawarkan solusi jangka panjang yang lebih efisien dibandingkan rumah tapak. (saromben.com)

Manfaat Lingkungan dari Hunian Vertikal

Selain mengatasi krisis perumahan, pembangunan hunian vertikal juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Pemanfaatan lahan secara vertikal mengurangi konversi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan, menjaga ketahanan pangan, dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Hunian vertikal juga mengurangi jejak karbon dengan mempromosikan penggunaan transportasi umum melalui konsep TOD. Dengan begitu, pembangunan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan tempat tinggal tetapi juga mendukung upaya perlindungan lingkungan.

Kolaborasi dengan Pengembang Swasta dan BUMN

Untuk mempercepat realisasi Program 3 Juta Rumah per Tahun, pemerintah bekerja sama dengan pengembang swasta dan BUMN. Kerja sama ini bertujuan menciptakan hunian yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga memiliki kualitas hidup yang baik dengan infrastruktur modern.

Melalui pendekatan ini, pemerintah berharap dapat mengurangi beban anggaran negara sekaligus memastikan proyek perumahan ini berjalan lebih efektif dan tepat sasaran.

Harapan Baru melalui Program 3 Juta Rumah

Program 3 Juta Rumah per Tahun menjadi langkah ambisius pemerintahan Prabowo-Gibran untuk memberikan solusi nyata terhadap krisis perumahan di Indonesia. Dengan fokus pada hunian vertikal, program ini tidak hanya menawarkan tempat tinggal yang terjangkau, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kualitas hidup masyarakat perkotaan.

Strategi seperti pemanfaatan lahan BUMN, pengembangan kawasan mixed-use, dan penurunan harga sewa merupakan bukti komitmen pemerintah untuk menciptakan perubahan nyata. Jika program ini berhasil, Indonesia tidak hanya akan mampu mengatasi defisit perumahan, tetapi juga menjadi contoh pembangunan perkotaan yang berkelanjutan di masa depan.

Baca Juga:
7 Manfaat Bersepeda untuk Kesehatan Fisik dan Mental