Daun sirsak dikenal memiliki kandungan senyawa aktif yang bersifat antibakteri, seperti flavonoid, tannin, dan acetogenins. Senyawa-senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan berbagai bakteri penyebab infeksi kulit. Pemanfaatan ekstrak daun sirsak dalam bentuk gel dapat memberikan manfaat lebih, karena gel memiliki tekstur yang nyaman digunakan dan memungkinkan penyerapan bahan aktif yang lebih baik dibandingkan bentuk sediaan lainnya.
Namun, dalam pembuatan suatu sediaan gel, diperlukan evaluasi stabilitas untuk memastikan bahwa produk tetap efektif selama penyimpanan. Stabilitas ini mencakup aspek fisik, kimia, serta aktivitas farmakologisnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang formulasi gel ekstrak daun sirsak yang optimal serta menguji stabilitasnya dalam berbagai kondisi penyimpanan.
Metode Penelitian
Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirsak segar yang dikeringkan dan diekstraksi menggunakan pelarut etanol. Selain itu, digunakan beberapa bahan tambahan untuk membentuk sediaan gel, seperti:
- Karbomer: sebagai agen pembentuk gel
- Propilen glikol: sebagai humektan untuk menjaga kelembaban
- Metil paraben: sebagai pengawet
- Aquadest: sebagai pelarut utama
Alat yang digunakan meliputi alat ekstraksi seperti maserator, rotary evaporator, viskosimeter untuk mengukur kekentalan gel, alat ukur pH, serta inkubator untuk uji stabilitas termal.
Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Daun sirsak yang telah dikeringkan dan dihaluskan dimaserasi dalam etanol selama 24 hingga 48 jam. Setelah itu, larutan disaring dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental yang siap digunakan dalam formulasi gel.
Formulasi Gel Ekstrak Daun Sirsak
Pembuatan gel dimulai dengan melarutkan karbomer dalam air hingga membentuk gel dasar. Ekstrak daun sirsak kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga merata. Propilen glikol dan metil paraben juga ditambahkan untuk meningkatkan stabilitas dan daya serap gel. Setelah semua bahan tercampur, pH gel diatur dalam rentang yang sesuai untuk penggunaan topikal.
Uji Stabilitas Gel
Uji stabilitas dilakukan untuk mengevaluasi perubahan fisik dan kimia gel selama penyimpanan. Beberapa parameter yang diuji meliputi:
-
Pengamatan Organoleptik
Warna, bau, dan homogenitas gel diamati secara berkala untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat mengindikasikan degradasi. -
Pengukuran pH
pH gel diuji setiap minggu untuk melihat apakah terjadi perubahan yang signifikan selama penyimpanan. -
Uji Viskositas
Viskositas gel diukur menggunakan viskosimeter untuk memastikan konsistensi tetap terjaga selama masa penyimpanan. -
Uji Stabilitas Termal
Gel disimpan dalam berbagai suhu, seperti suhu kamar, suhu dingin, dan suhu tinggi, untuk menilai pengaruh suhu terhadap stabilitas fisiknya. -
Uji Efektivitas Antibakteri
Gel diuji terhadap bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menggunakan metode difusi cakram. Zona hambat yang terbentuk diamati untuk menilai efektivitas antibakteri setelah penyimpanan.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Gel Ekstrak Daun Sirsak
Gel yang dihasilkan memiliki konsistensi yang baik dengan warna khas ekstrak daun sirsak. pH awal gel berada dalam rentang 5 hingga 7, yang sesuai untuk kulit. Viskositas gel juga menunjukkan konsistensi yang stabil, sehingga memudahkan aplikasi tanpa meninggalkan rasa lengket berlebihan.
Hasil Uji Stabilitas
Pengamatan organoleptik menunjukkan bahwa gel tetap homogen tanpa perubahan warna atau bau yang mencolok selama penyimpanan. Pengukuran pH menunjukkan sedikit penurunan seiring waktu, tetapi masih dalam batas yang aman untuk penggunaan kulit. Viskositas gel mengalami sedikit perubahan, terutama pada suhu tinggi, tetapi tetap dalam rentang yang dapat diterima.
Uji stabilitas termal menunjukkan bahwa gel lebih stabil pada suhu kamar dibandingkan suhu tinggi. Penyimpanan dalam suhu tinggi menyebabkan sedikit penurunan viskositas, yang kemungkinan akibat degradasi polimer pembentuk gel.
Efektivitas Antibakteri
Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa gel ekstrak daun sirsak tetap efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri setelah beberapa minggu penyimpanan. Zona hambat yang terbentuk terhadap bakteri patogen tetap stabil, yang menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam ekstrak daun sirsak masih terjaga efektivitasnya.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa gel ekstrak daun sirsak dapat diformulasikan dengan baik dan memiliki stabilitas yang cukup selama penyimpanan. Evaluasi stabilitas menunjukkan bahwa gel tetap homogen, dengan pH dan viskositas yang stabil dalam berbagai kondisi penyimpanan. Selain itu, efektivitas antibakteri tetap terjaga, menjadikannya alternatif yang berpotensi sebagai sediaan topikal untuk pengobatan infeksi kulit.
Untuk pengembangan lebih lanjut, penelitian dapat difokuskan pada peningkatan formulasi dengan bahan tambahan yang dapat memperpanjang stabilitas gel. Pengujian klinis lebih lanjut juga diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas produk ini dalam jangka panjang.